MOTIVASI
T O T A L I T A S
(Sumber : Andrie
Wongso : 2013)
Pada zaman dulu, di sebuah negara, hiduplah seorang
pria yang dipanggil Leyangtsi. Ia mempunyai seorang istri yang sangat bijaksana
dan cerdas. Mereka hidup harmonis karena saling mencintai satu sama lain.
Suatu hari, Leyangtsi dalam perjalanan pulang dari bekerja, menemukan sebongkah emas. Baginya, itu adalah harta yang sangat berharga. Karenanya, saking senang, ia pun segera berlari menuju rumah untuk memberitahukan penemuan itu pada istrinya. Ternyata, sampai di rumah, ia justru mendapat “sambutan” yang berbeda. Istrinya berkata, “Laki-laki sejati bahkan tidak akan pernah meminum air curian. Jadi bagaimana bisa kamu membawa emas yang bukan milikmu?” Mendengar ucapan itu, Leyangtsi pun terbuka kesadarannya. Ia segera mengembalikan emas itu ke tempat di mana ia menemukannya.
Begitulah,
sang istri selalu mendampingi Leyangtsi dengan saling mengingatkan satu sama
lain. Hingga suatu ketika, Leyangtsi pergi untuk belajar pada seorang guru,
yang membuatnya berpisah dengan sang istri untuk beberapa lama. Pada suatu
hari, setelah mereka berpisah cukup lama, Leyangtsi datang ke rumah. Saat itu,
istrinya sedang menenun kain. Melihat kedatangan yang tiba-tiba, sang istri
bertanya dengan nada khawatir, apa yang membuatnya kembali sebelum waktunya.
Leyangtsi menjawab, dirinya sangat sedih berpisah lama dengan istrinya, dan ia
sangat merindukannya.
Namun, sang istri ternyata bereaksi kurang sesuai yang diharapkan. Bahkan, tanpa diduga, sang istri mengambil gunting dan langsung memotong kain tenunan yang hampir diselesaikannya. “Aku tahu kamu memang mencintaiku, begitu juga sebaliknya. Tapi, seperti halnya kain ini, tak akan menjadi kain yang indah jika aku tak menyelesaikannya. Kalau hanya separuh saja, ini tak akan laku dijual atau tak akan bisa dipakai. Begitu juga denganmu. Saat kamu hanya menjalani setengahnya, ilmumu tak akan pernah cukup!” seru sang istri.
Leyangtsi
pun sadar, ada kepentingan yang lebih besar daripada sekadar memenuhi rasa
kangen pada istrinya. Maka, ia pun berjanji, baru akan kembali setelah
menyelesaikan masa belajar dan mencetak prestasi yang mengagumkan.
Nilai Motivasi,
Kisah
tadi mencerminkan bahwa pekerjaan apa pun yang kita mulai, harus kita
tuntaskan, selesaikan dengan sebaik-baiknya. Maka jika kita hanya
setengah-setengah dalam berusaha tapi mengharapkan hasil paling maksimal, tidak
mungkin kita dapatkan! Persis seperti kata-kata mutiara dalam bahasa
Mandarin: 有头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor).
mantap broooo, cocok banget buat yang setengah2 kerjanya.
BalasHapusmakanya dalam hidup ini dibutuhkan keseriusan dalam bekerja, makanya jadi manusia jangan seolah-olah. (
BalasHapus