PENDIDIKAN

-->
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA


1.       Berkelanjutan:
Seharusnya Nilai-nilai dasar pendidikan karakter mulai diterapkan sejak usia kanak-kanak (golden age). Usia tersebut terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Olehnya itu, pendidikan karakter sepatutnya dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, akan menjadikan seorang anak cerdas emosinya (EQ), spiritual (SQ), Sosial, dan Adversity nya. Hal ini juga sama dengan konsep pengembangan kurikulum agar berkesinambungan dan dilakukan sepanjang hayat “ long life education”.

2.       Melalui Semua Mata Pelajaran, Pengembangan diri, dan Budaya Sekolah.
Jack R. Fraenkel : 1981. mengemukakan bahwa nilai adalah bagian dari kurikulum tersembunyi, berlangsung di sekolah melalui interaksi dalam pergaulan di sekolah. Nilai terintegrasi dalam semua bidang studi, manajemen sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler, dan semestinya menjadi budaya sekolah yang berkarakter. Pemahaman ini penting, karena selama ini kondisi pendidikan kita dihegemoni oleh ranah kognitif. Bila menggunakan acuan 4 pilar pendidikan yang digulirkan UNESCO, kita baru berada dan berhenti di dua pilar pertama, yakni: Learning to know, dan learning to do. Belum sampai di tataran berikutnya, yakni: learning to be dan learning how to live together.

3.       Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan:
materi nilai –nilai budaya dan karakter bangsa bukan bahan ajar biasa, artinya tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran (IPA, IPS, Matematika, dan seterusnya). Materi pelajaran digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai budaya dan karakter bangsa. Guru menggunakan materi pokok bahasannya untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dan memanfaatkan suatu aktivitas belajar untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.



4.       Proses Pendidikan dilaksanakan secara aktif dan menyenangkan:

Salah satu dari lima pilar belajar yang harus ditegakkan, yaitu: belajar untuk   membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini juga sudah ditegaskan dalam SISDIKNAS bahwa pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya…”. Kata yang digarisbawahi harus dikondisikan sedemikian agar peserta didik terpanggil dan aktif untuk mengembangkan potensi dirinya

Komentar

  1. bagus bangat dengan kondisi saat ini untuk pengembangan mutu pendidikan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer